Rabu, 08 Desember 2010

Tren Busana Muslim 2011

Busana Muslim

Glamor Pakaian Muslim
EKSPLORASI kain etnik dari berbagai daerah mendominasi karya busana muslim. Perkawinan etnik-modern masih menjadi primadona fesyen di tahun mendatang.

Semangat berkarya dan bereksplorasi tanpa batas dengan beragam inspirasi berpadu menjadi koleksi apik. Kali ini, beberapa desainer Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) mengangkat keindahan kain tenun pada pergelaran tren busana muslim 2011.

Beberapa kain etnik yang ditampilkan, seperti kain tenun Tarutung dari Sumatra Utara, tenun ikat dari NTT, kain ATBM polos, serta songket polos dengan motif khas Palembang. Permainan motif etnik juga diangkat, seperti motif guci China, kompas, dan bola dunia.

“Saya pilih tenun NTT bukan karena kain yang lain jelek. Saya sudah lihat dari Sabang sampai Merauke, kain ini cocok dengan yang saya suka; nuansa etnik, warna tanah, tenunnya beda,“ kata Ida Royani usai pergelaran busana muslim Fashion Tendance 2011 ”Intertwine” di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (22/11/2010).

“Saya sudah coba pakai lace sejak 25 tahun lalu, renda sejak 15 tahun lalu, dan batik sejak puluhan tahun lalu, saya sudah bosan. Sekarang lagi cari yang Indonesia. Saya sering show ke luar negeri, mereka cari rancangan yang Indonesia banget,“ imbuh desainer yang sudah berkiprah di dunia mode lebih dari 30 tahun ini.

Warna yang mendominasi, di antaranya pink, abu-abu, cokelat, hijau, putih, cokelat, peach, dan biru di atas bahan sifon sutera, satin silk, lace, silk organdi, dan sebagainya.

Ada pula permainan gradasi warna tanpa permainan motif dan detail, tapi diperkaya aksesori dari kayu seperti yang ditampilkan Dian Pelangi. Hasilnya, muncul gaya yang tampil romantis, feminin, edgy, modern, stylish, sekaligus glamor.

“Saya angkat motif garis untuk 2011 yang saya ambil dari lurik Yogyakarta. Kebetulan, untuk busana muslim, lurik jarang ada yang mengeksplorasi. Mungkin karena materialnya yang berat. Karena itu, saya menggunakan benang tenun yang menghasilkan lurik lebih ringan,“ papar Hannie Hananto kepada okezone pada kesempatan yang sama.

Sementara untuk busana pengantin muslimah, Najua Yanti memamerkan keindahan bunga mawar dan fressia dalam usungan tema “Glowing the Beauty”.

Rangkaian gaun panjang berbahan satin dan tulle memiliki gradasi warna-warna lembut, seperti broken white, baby bronze, baby peach gold, dan baby olive.

Garis rancang simpel menggunakan detail kerut dan aplikasi bordir serta bunga-bunga timbul, payet serta lace menambah kesan romantis pada rancangannya.

Selain Ida Royani, Najua Yanti, Dian Pelangi, dan Hannie Hananto, tampil pula beberapa desainer APPMI, yakni Anne Rufaidah, Fenny Mustafa, dan Nieta Hidayani pada pergelaran busana muslim Fashion Tendance 2011 yang turut didukung MNC group sebagai media partner.

Fashion Tendance 2011 diselenggarakan dua hari, tepatnya 22 dan 23 November 2011. Dengan tema "Intertwine", 20 desainer APPMI yang terlibat menampilkan karya moslem wear, ready to wear, dan evening wear.

Malam ini, pergelaran sekaligus momentum perayaan 17 tahun APPMI yang menampilkan karya 17 perancang APPMI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar